rangkuman
Rangkuman Buku "Like The Flowing River" by Paulo Coelho
By Ikbal Maulana in Novel | 13 October 2024
1. Pedoman Mendaki Gunung
pilihlah gunung yang hendak didaki, Jangan pernah kita terlalu terpengaruh oleh perkataan orang, "oh gunung itu lebih bagus" , "gunung itu lebih tinggi dan bisa melihat landskap kota". tetapkan apa tujuan anda, begitu banyak upaya dan tenaga diperlukan untuk tujuan itu, dan kita harus tahu persis gunung mana yang akan kita tuju. dan bagaiamanpun kita lah orang yang satu-satunya yang bertanggung jawab atas pilihan kita. jadi kita harus tahu betul-betul kemana kaki kita akan melangkah . setelah kita mentetapkan gunung mana yang akan kita tuju, kita hendaknya mempelajari bagaimana cara untuk mendakinya hingga ke puncak, gunung yang kita anggap dan indah dan terkadang mudah untuk didaki, sebenarnya jauh akan lebih rumit. maka pasanglah ekspektasi itu dan tegapkan bahu kita.
Belajarlah dari orang yang sudah pernah sampai kesana. tak ada salah nya kita belajar dari mereka. mereka sudah memberikan jejak di tanah di ranting pohon bagaimana mendaki gunung itu. Belajar dari pengalaman mereka akan membuat perjalanan kita akan lebih mudah.
Landskapnya berubah-ubah jadi manfaatkanlah sebaik-sebaiknya. ketika kita sedang mendaki gunung kita sudah dapat mendapatkan view atau landskap yang menggugahkan mata kita. tidak ada salahnya menyisihkan waktu untuk menikmati keindahan pada hal yang belum pernah kita akan lihat. dan jangan lupa untuk kita selalu menghormati tubuh dan jiwa anda. pendakian hanya bisa berhasil karena kita juga memperhatikan kebugaran dan kesejahteraan tubuh kita. jangan kita terlalu menuntut tubuh kita, yang pada dasarnya kita tahu batas tubuh kita. kalau melangkah terlalu cepat, anda menjadi lebih cepat lelah dan baru setengah jalan sudah menyerah. kalau melangkah terlalu lambat, malam akan turun dan anda bakal tersesat. memberikan perkataan yang positif adalah cara terbaik untuk menhormati jiwa kita, pabila kita terlalu sering mengatakan "ternyata lebih sulit dari yang ku kira" ini akan melemahkan jiwa kita.
To be continued...
pilihlah gunung yang hendak didaki, Jangan pernah kita terlalu terpengaruh oleh perkataan orang, "oh gunung itu lebih bagus" , "gunung itu lebih tinggi dan bisa melihat landskap kota". tetapkan apa tujuan anda, begitu banyak upaya dan tenaga diperlukan untuk tujuan itu, dan kita harus tahu persis gunung mana yang akan kita tuju. dan bagaiamanpun kita lah orang yang satu-satunya yang bertanggung jawab atas pilihan kita. jadi kita harus tahu betul-betul kemana kaki kita akan melangkah . setelah kita mentetapkan gunung mana yang akan kita tuju, kita hendaknya mempelajari bagaimana cara untuk mendakinya hingga ke puncak, gunung yang kita anggap dan indah dan terkadang mudah untuk didaki, sebenarnya jauh akan lebih rumit. maka pasanglah ekspektasi itu dan tegapkan bahu kita.
Belajarlah dari orang yang sudah pernah sampai kesana. tak ada salah nya kita belajar dari mereka. mereka sudah memberikan jejak di tanah di ranting pohon bagaimana mendaki gunung itu. Belajar dari pengalaman mereka akan membuat perjalanan kita akan lebih mudah.
Landskapnya berubah-ubah jadi manfaatkanlah sebaik-sebaiknya. ketika kita sedang mendaki gunung kita sudah dapat mendapatkan view atau landskap yang menggugahkan mata kita. tidak ada salahnya menyisihkan waktu untuk menikmati keindahan pada hal yang belum pernah kita akan lihat. dan jangan lupa untuk kita selalu menghormati tubuh dan jiwa anda. pendakian hanya bisa berhasil karena kita juga memperhatikan kebugaran dan kesejahteraan tubuh kita. jangan kita terlalu menuntut tubuh kita, yang pada dasarnya kita tahu batas tubuh kita. kalau melangkah terlalu cepat, anda menjadi lebih cepat lelah dan baru setengah jalan sudah menyerah. kalau melangkah terlalu lambat, malam akan turun dan anda bakal tersesat. memberikan perkataan yang positif adalah cara terbaik untuk menhormati jiwa kita, pabila kita terlalu sering mengatakan "ternyata lebih sulit dari yang ku kira" ini akan melemahkan jiwa kita.
To be continued...